Awalnya
kami merencanakan kelahiran pertama anak kami di Jakarta, namun karena sesuatu
hal rencana tersebut mendadak berubah, yaitu di Kediri, kampungnya si Abi. Jumat
sore, 15 Maret 2013, saya sama si Abi berangkat ke Kediri. HPL dari USG awal 8
April, tapi kalau dari perhitungan bidan HPL nya 18 Maret, makanya kami anggap
tanggal 15 Maret adalah tanggal yang cukup tepat.
Sore itu
kami berangkat naik Gajayana. Rasanya aneh, dengan perut besar dan guncangan
yang tidak terlalu keras, tetap saja ada yg bergerak2 diatas perut, jd kalo
goncangan agak keras saya akan memegang perut. Kalo ke toilet (biasanya jarang
ke toilet kalo lagi di kendaraan, tp karena lg hamil besar mungkin jadi agak
sering ketoilet) harus dianter dan ditungguin si Abi.
Abi pulang
kembali ke Jakarta pada Hari minggu sorenya. Dan hari-hari berikutnya saya
ditemani Ibu menunggu kelahiran Aqila (kadang di panggil Qila, Ila, kalo abinya
malah manggil Loloi). Untuk ukuran rumah segitu (yg saya anggap besar untuk
dihuni dua orang) saya merasa sepi dan takut, hingga pada akhirnya tiap malam
Ibu nemani tidur di kamar (hehe..penakut sih..). Tiap malam Ibu gak pernah absen
sholat malam. Jadi kalo mau ke toilet bisanya setelah Ibu ambil wudhu, jadi
berasa ada orang, gak sepi. Hari-hari awal kepasar, dan kontrol ke RS naik
becak, soalnya Ibu juga gak berani nggoncengin saya yang hamil besar. Setelah beberapa
kali ke pasar, akhirnya saya fikir terlalu boros juga, dan lama (sekali pulang
pergi ke pasar paling tidak RP30.000,- bahkan lebih untuk transport becak nya)
akhirnya saya beranikan diri untuk naik motor saja sambil nggoncengin ibu
pelan-pelan. Ternyata mengasyikan, saya yang dulunya penakut naik motor,
sekarang malah sering naik motor dengan kondisi hamil besar (hihi.. kalo ketahuan mamak bisa dimarahin nih).
Waktu berlalu,
seminggu kemudian Abi datang ke kediri, begitu juga Adikku yg cantik dek Ayu. Sabtu
dan minggu adalah hari yang cukup menyenangkan, karena pada kumpul. Dan hari
selanjutnya.. sepi.. hanya kami berdua, saya dan Ibu. Ila belum juga lahir..
Minggu
berikutnya Abi pulang lagi, kali ini libur agak panjang, hari Jum’at Abi sudah
sampai di Kediri. Sabtunya Saya, Ibu, Abi dan dek Ayu menghadiri kondangan temannya Abi di
Tulungagung. Selesai kondangan, kamipun singgah ke Pantai Popoh yang juga
terletak di Tulung Agung.
Si Adek yang cantik sedang berpose :)
Di Pantai
Popoh ini saya lihat banyak batu, tidak berpasir seperti pantai-pantai lainnya,
banyak kapal nelayan (tp karena kami datang sudah sore, jadi sudah agak sepi). Lingkungan
di sana terlihat tidak terlalu terawat, ada arena bermain yang usang, beberapa
sampah berserakan, penjual yang berdagang souvenir tidak terlalu banyak dan
sepi pengunjung. Namun masih terlihat bahwa dulu (mungkin saat masih jaya)
pantai itu terawat, terlihat dari adanya arena bermain, patung2 yang sekarang
sudah usang. Dan bahkan si Adek (dek ayu)menurut cerita dan foto yang ada dulu
pas masi kecil menaiki patung angsa disana (dulu masih bagus) dan sekarang
masih ada namun sudah usang dan rusak di beberapa bagian.
Adek, Ibu, dan Saya
Adek berpose dengan Angsa dengan paruh yang sudah rusak dan leher angsa yang sudah tidak mulus lagi
(konon kabarnya dulu pas kecil Adek juga pernah berpose di sini tapi angsanya masih bagus)
Abi, Umi dan Ila (ups, dua hari sebelum Ila lahir :D)
Pertama datang
kami membeli ‘pentol bakso’ untuk di emil jadi makanan ringan. Dan ketika mau
pulang kami ke salah satu rumah makan yang ada disana untuk minum dan sambil
memesan Ikan Dorang bakar untuk dimakan di rumah. Setelah itu kami pulang ke
rumah, dan sebelum magrib kami sudah sampai di rumah. Makan malam dengan ikan
Dorang, Ila juga ikut makan kan nak.. hehe.
Sekian dulu tulisan tentang Ila dan Popoh nya... sampai ketemu lagi :)